Payakumbuh — Ketua DPRD Kota Payakumbuh Wirman Putra menyebut program Satu Nagari Satu Event menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga dan melestarikan adat serta budaya Minangkabau di tengah arus modernisasi.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan penutupan program tersebut di Nagari Parambahan, Kecamatan Lamposi Tigo Nagori, Minggu (02/11/2025).
Parambahan menjadi nagari terakhir dari sepuluh nagari di Payakumbuh yang melaksanakan kegiatan sepanjang tahun 2025.
“Kegiatan ini tidak hanya menampilkan tradisi adat, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat Payakumbuh sebagai bagian dari Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat, sopan santun, dan kebersamaan,” kata Wirman Putra di sela kegiatan.
Kegiatan di Parambahan mengangkat tema “Mangombang Siriah”, tradisi adat Minangkabau yang sarat makna penghormatan antar keluarga. Dalam prosesi itu, keluarga perempuan menyambut kedatangan pihak laki-laki dengan tata cara adat turun-temurun, mulai dari penyambutan tamu hingga penyerahan sirih sebagai simbol penghormatan dan penerimaan.
Wirman menilai, tradisi semacam ini bukan sekadar tontonan budaya, tetapi juga sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami nilai-nilai adat yang menjadi pedoman hidup orang Minang.
“Pelestarian adat hanya akan bertahan jika diwariskan dan dipraktikkan oleh generasi penerus. Karena itu, anak-anak nagari perlu terlibat aktif dalam setiap kegiatan kebudayaan,” ujarnya.
Menurutnya, DPRD Kota Payakumbuh berkomitmen mendukung program kebudayaan seperti ini, baik melalui kebijakan maupun penganggaran, agar kegiatan adat di setiap nagari dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari identitas daerah.
“DPRD bersama pemerintah daerah akan terus memperkuat sinergi dengan lembaga adat seperti LKAAM, KAN, dan Bundo Kanduang agar pelestarian budaya tidak hanya menjadi seremonial, tetapi juga mengakar dalam kehidupan masyarakat,” kata Wirman.
Ia berharap program Satu Nagari Satu Event dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya dan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya memperkuat nilai budaya, tetapi juga menarik minat wisatawan untuk mengenal kearifan lokal Payakumbuh.
“Tradisi seperti Mangombang Siriah adalah cerminan marwah masyarakat Parambahan. Inilah warisan yang harus kita jaga bersama agar tidak hilang ditelan kemajuan zaman,” ujarnya.
Kegiatan penutupan Satu Nagari Satu Event di Parambahan turut dihadiri Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Yunida Fatwa, Ketua LKAAM Kota Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam, Camat Latina, KAN 10 Nagari, Bundo Kanduang, serta sejumlah tokoh masyarakat. (*)
