Tanah Hitam, metrosumatranews.com.
Pemerintah melalui BKKBN saat ini memiliki program prioritas untuk penurunan angka stunting di Indonesia. Mencegah stunting tidak hanya hanya bisa dilakukan ibu hamil dan melahirkan, tetapi pencegahan terhadap remaja mesti dilakukan, agar bagi remaja yang memiliki niat untuk menikah dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Tekhnologi Informasi dan Data BKKBN Pusat, Mahyuzar, M.Si saat menghadiri kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana BKKBN Pusat di Kelurahan Tanah Hitam kota Padang Panjang bersama mitra kerja Komis IX DPR RI. Kamis (31/3/2022).
“Berdasarkan data, kasus stunting di Indonesia pada tahun 2019 adalah sekitar 27,67 persen. Pemerintah saat ini sedang menargetkan kasus stunting ini bisa turun mencapai 14 persen di tahun 2024. Hal ini dapat dicapai jika unsur lapisan masyarakat bekerjasama dengan pemerintah melakukan pendampingan terhadap para remaja yang akan menikah, “ujarnya.
Ditambahkannya, penurunan angka stunting atau tengkes dapat ditangani dengan tepat dimulai dari data, yang kemudian diolah atau dituangkan dalam penyusunan strategi, salah satunya pencegahan dini. Pencegahan dini sasarannya adalah remaja-remaja yang beranjak dewasa.
Sejalan dengan itu, menurut anggota komisi IX DPR RI dr. Suir Syam, M.Kes,.MMR yang hadir sebagai mitra kerja BKKBN pusat menyampaikan bahwa hal penting yang dipersiapkan menuju Indonesia Emas 2045 adalah pencegahan stunting atau gagal tumbuh pada anak.
“Stunting menjadi sebuah tantangan besar karena kondisi ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik anak seperti bertubuh pendek/kerdil saja, tetapi juga terganggu perkembangan otaknya. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Sehingga keberadaan stunting menjadi ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa menuju Indonesia Emas 2045” katanya.
Dilanjutkannya bahwa ada beberapa perencanaan yang bisa dilakukan meliputi merencanakan pernikahan, merencanakan punya anak, merencanakan jarak kelahiran anak, hingga merencanakan pendidikan anak. Perencanaan ini perlu dilakukan supaya membentuk keluarga-keluarga yang baik.
Suir Syam juga memaparkan, perencanaan dalam memiliki anak pun harus di perhatikan. Menjaga jarak kelahiran, serta menjaga pola asuh anak, merupakan salah satu upaya untuk menghindari anak mengalami stunting. Jika abai dengan hal itu maka tidak hanya perkembangan fisik yang dialami oleh anak tapi juga perkembangan otak.
“Stunting ini mempengaruhi intelektualitas, perkembangan otak, tidak hanya dilihat secara fisik, tapi juga dilihat kecerdasannya. Kalau kecerdasannya sudah terganggu, otomatis kedepannya pada saat dia sekolah nantinya tidak akan maksimal, tidak berprestasi, sulit bersaing, tidak bisa berkompetisi dengan yang lainnya, jadi ini yang harus dipersiapkan benar-benar,” jelasnya.
Mantan Walikota Padang Panjang ini juga mengatakan sosialisasi ini dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama para remaja mengenai pentingnya merencanakan masa depan khususnya perencanaan memasuki kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera. Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan himbauan untuk bersama-sama memajukan Program Bangga Kencana di Kota Padang Panjang.
“Kita tidak akan bisa mencapai Indonesia Emas 2045 jika masyarakat abai dengan program-program penanggulangan stunting ini. Untuk itu saya berharap masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pencegahan stunting ini. Agar kota Padang Panjang bebas dari stunting,” tutupnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut kepala perwakilan BKKBN Sumbar, Kepala Dinas P2KBP3A Padang Panjang, Camat Padang Panjang Barat, Lurah se Padang Panjang Barat, Kapolres Padang Panjang, unsur niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang serta para kader PKB,PLKB. Di akhir acara sosialisasi, Suir Syam, BKKBN Pusat, serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar bagi-bagi hadiah untuk seluruh peserta sosialisasi.(Je).