Oleh :Irwandi Nashir
Dosen IAIN Bukittinggi
E-mail: irwandimalin@gmail.com
JIKA ada majelis ta’lim di Sumatera Barat yang eksis lebih dari 70 tahun dengan jamaah tak kurang 1000 orang setiap kali kajian,maka itu adalah Majelis Ta’lim Jum’at Pagi di Masjid Raya Bukittinggi.
Majelis Ta’lim Jum’at Pagi Masjid Raya Bukittinggi sudah ada sekitar 1951. Da’i dan Pengurus utamanya Buya Binahar Hamzah. Di era tahun 1960-an hingga 90_an, Buya Duskiman Saad dari Padangpanjang tercatat salah seorang da’i tetap di masjid Raya Bukittinggi yang sangat populer dengan ceramah khasnya berbahasa Minang.
Imam Masjid Raya Bukittinggi, Buya H.Rusydi Kinan, Lc., mengingat ketika pertama kali menjadi imam tetap di masjid Raya Bukittinggi pada 1983,dirinya melihat majelis ta’lim Jum’at Pagi Masjid Raya Bukittinggi tetap aktif dan ramai dikunjungi jamaah.
Majelis Ta’lim Jum’at Pagi di Masjid Raya Bukittinggi adalah majelis ta’lim terbesar dengan jumlah jama’ah tak kurang seribuan orang setiap kali kajian.Jamaah yang rata-rata para lansia ini berdatangan dari berbagai daerah di Sumatera Barat.Pengajian dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama pukul 9 sampai 10 pagi.Dilanjutkan sesi kedua pukul 10 hìngga 11.15. Lantai satu untuk kaum Ibu,dan lantai dua diisi kaum Bapak. Materi utama dititikberatkan pada bidang Aqidah Islam, Fiqih Ibadah, dan Adab Islami. Materi pendukung tentang kajian ayat-ayat dan hadits-hadits pilihan.
Ke Masjid Raya Bukittinggi bagi para orang tua kita itu selain untuk menimba ilmu, juga untuk menghibur hati .Selesai mendengar kaji dilanjutkan menghibur hati. Bertemu kawan lama dan mendapat kawan baru. Setelah itu singgah ke pasa ateh (pasar atas) yang terkenal itu walau hanya melihat-lihat saja. Sekedar makan bubur kampiun, atau membeli karupuak sanjai benar-benar hiburan hati. Jum’at pagi menjadi hari yang dinanti oleh orang tua kita itu untuk ke masjid Raya Bukittinggi. Untuk pergi mengaji sambil menghibur hati.(***)
.
