Rambatan, metrosumatranews.com. Ketua Kelompok Tani Sawah Pauah Febri Yeni menyebutkan anggota kelompoknya berjumlah 75 orang yang didominasi kaum perempuan.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa panen dan difasilitasi pemprov dan pemkab Tanah Datar pemakaian alat panen combine havester. Luas panen 30 hektar, dengan produktifitas 6,9 ton per hektar gabah,” sebutnya.
Turut hadir juga Walingari Rambatan yang di kesempatan itu mengharapkan persoalan irigasi di Nagari Rambatan mendapat perhatian dari pemerintah provinsi dan pemkab Tanah Datar.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy tekankan
Peningkatan produksi dan efisensi produksi harus dilakukan di tengah semakin terbatasnya lahan pertanian. Bagaimana agro input bisa minimal dan agro outputnya maksimal.
Sebagaimana “lahan (pertanian) terbatas, banyak yang alih fungsi lahan seperti untuk perumahan dan lainnya. Artinya harus terjadi peningkatan produksi, efisiensi produksi. Agro inputnya harus minim, agro ouputnya harus maksimal, yang masuknya harus seminim mungkin, misalnya pestisida, herbisida dan pupuk tetapi hasilnya bisa maksimal,” sampai Audy saat panen padi Kelompok Tani Sawah Pauah Nagari Rambatan, Sabtu (07/08/2021).
Disampaikannya mekanisasi merupakan salah satu cara memaksimalkan agro output atau hasil padinya, karena kadang-kadang kalau dengan manual banyak yang terbuang. Diharapkan dengan pemakaian mesin lebih optimal.
Selain itu persoalan ketersedian air atau irigasi juga akan jadi perhatian. “Masalah irigasi kita cek kembali, aliran airnya kemana saja dan kerusakannya dimana saja, supaya airnya masuk maksimal,” janji Audy.
Audy juga katakan produksi padi maupun tingkat produksi per hektare Tanah Datar paling tinggi di Sumatera Barat. “Produksinya sudah tinggi, untuk lebih tinggi lagi harus disupply air yang cukup, juga benih dan pupuk,” terang Audy yang turut didampingi Kadis Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Syafrizal.
“Ketika produksi padi Tanah Datar turun akan berpengaruh ke Sumbar. Jadi tetap mempertahankan Tanah Datar sebagai produsen beras tertinggi di Sumbar,” tutupnya.
Bupati Tanah Datar diwakili Staf Ahli Bupati Bidang Ekobang dan Keuangan Nusyirwan mengatakan pemerintah daerah sangat mendukung panen dengan mekanisasi.
“Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah sulitnya tenaga kerja dan tingginya upah pada tahap panen dan pasca panen sehingga masa bera atau jarak dari panen ke tanam memakan waktu yang lama,” sebut Nusyirwan.
Lebih lanjut Nusyirwan katakan peralatan panen ini bisa menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan tenaga kerja dan efisiensi waktu sehingga lahan yang ada dapat produktif dalam mendukung peningkatan produksi.
“Untuk meningkatkan pendapatan petani, kita harus menekan biaya produksi di mana biaya pengolahan tanah dan panen merupakan biaya paling tinggi untuk usaha tani padi sawah. Salah satu solusinya dengan memanfaatkan alat dan mesin pertanian,” tuturnya.
Sektor pertanian sebut Nusyirwan juga merupakan sektor unggulan dalam visi misi Bupati dan Wakil Bupati, 4 program unggulan dari 10 program adalah sektor pertanian yang akan mengangkat langsung pendapatan per kapita masyarakat, di antaranya program bajak gratis, peningkatan asurasi tani padi dan sapi, peningkatan pupuk subsidi dan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
Di kesempatan terpisah Kadis Pertanian Tanah Datar Yulfiardi mengatakan produksi padi Tanah Datar tahun 2020 sebesar 333.787 ton dan produktifitasnya 5,7 ton/hektar.
“Sampai triwulan II tahun 2021 ini produksi padi kita mencapai 155.537 ton dengan produktifitas 5,7 ton/hektar,” sebutnya. (h/STM)