Payakumbuh — Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru dengan tema “Mengembalikan Marwah Guru, Menanamkan Karakter Mulia”. Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh ini dilaksanakan dalam dua gelombang, yakni Kamis (11/9/2025) serta Senin–Selasa (25–26/11/2025).
Sebanyak 227 guru ikut serta, terdiri dari 55 guru SMP dan 172 guru SD Negeri se-Kota Payakumbuh. Pelatihan ini digelar sebagai upaya menjawab tantangan dunia pendidikan di era sekarang, khususnya terkait fenomena kenakalan remaja, degradasi moral, serta menurunnya nilai sopan santun di kalangan pelajar.
Narasumber utama, Dr. H. Arman Husni, Lc., MA., seorang pakar pendidikan Islam sekaligus motivator pendidikan nasional, menegaskan pentingnya keteladanan guru dalam membangun karakter murid.
“Pendidikan karakter tidak akan pernah berhasil tanpa teladan dari guru. Murid akan meniru sikap, adab, dan integritas gurunya. Jika guru mampu menjaga kehormatan diri, berbicara dengan santun, dan bersikap beretika, maka murid akan belajar dengan hati, bukan sekadar dengan pikiran,” ungkapnya.
Rangkaian materi pelatihan disusun secara sistematis, mulai dari orientasi, pendalaman konsep, strategi implementasi pendidikan karakter di sekolah, penguatan peran guru dalam pembentukan kepribadian siswa, hingga komitmen bersama seluruh peserta untuk mengembalikan marwah profesi guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dasril dalam sambutannya menegaskan bahwa guru harus menjadi figur yang digugu dan ditiru.
“Prestasi akademik yang sudah banyak diraih tentu membanggakan. Namun, itu tidak cukup tanpa pembentukan karakter. Guru yang berkarakter baik akan mampu melahirkan generasi emas 2045 yang bukan sekadar cerdas, tetapi juga beradab dan beretika,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Fiqih Rahmat menekankan bahwa pelatihan ini difokuskan pada penguatan kompetensi kepribadian dan sosial guru. Menurutnya, meskipun kompetensi profesional dan pedagogik guru di Kota Payakumbuh sudah baik, keteladanan tetap menjadi hal yang paling utama, terutama bagi guru SMP dan guru kelas 2–3 SD yang berperan dalam membentuk fondasi karakter siswa.
Pelatihan berlangsung aktif dan interaktif. Para peserta terlibat dalam diskusi, menyusun komitmen etika-profesional, hingga mempresentasikan strategi penguatan pendidikan karakter di sekolah masing-masing. Suasana kegiatan menggugah kesadaran bersama bahwa keberhasilan pendidikan karakter hanya dapat diwujudkan melalui contoh nyata dari guru itu sendiri.
Melalui pelatihan ini, Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh berharap seluruh guru semakin siap menjadi teladan, sekaligus benteng moral bagi murid di tengah tantangan zaman. Dengan begitu, pendidikan di Payakumbuh tidak hanya menghasilkan peserta didik yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter mulia, beretika, dan beradab.
