Indeks
Budaya  

Kepala Desa Bukit Pemewa Ungkap Oknum Wartawan Minta Uang di Medsos, Ketua AWI Mentawai Menyayangkan Unggahan tersebut

Mentawai,metrosumatra.com.

— Polemik muncul di Kabupaten Kepulauan Mentawai setelah Kepala Desa Bukit Pemewa SP3, Rahman Sinaga, mengunggah pernyataan di media sosial yang menyinggung adanya oknum wartawan yang diduga meminta uang transportasi . Status tersebut memicu reaksi dari kalangan jurnalis, terutama dari organisasi profesi pers di daerah itu.

Dalam unggahannya, Rahman menuliskan bahwa ada oknum wartawan yang datang ke desa dan “meminta uang transportasi” dan uang bensin” Ia menyebut tindakan tersebut tidak etis dan menegaskan bahwa pelayanan informasi publik seharusnya dilakukan tanpa permintaan imbalan.

Pernyataan tersebut segera menuai perhatian dan tanggapan dari berbagai pihak, termasuk Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) DPC Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Ketua AWI Mentawai, Faisal Ryanggie Fermana (Fais), menilai langkah Kepala Desa mengumumkan persoalan itu ke media sosial bukan tindakan yang tepat. Ia sangat menyayangkan unggahan tersebut karena berpotensi menimbulkan stigma terhadap seluruh profesi wartawan di Mentawai.

“Jika memang ada oknum yang bertindak tidak profesional, seharusnya disampaikan melalui mekanisme yang benar, bukan diumbar ke media sosial hingga menimbulkan generalisasi negatif terhadap profesi wartawan,” tegas Fais.

Fais juga berharap Kepala Desa Rahman dapat memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait identitas pihak yang dimaksud, agar tidak menimbulkan spekulasi dan kesalahpahaman yang lebih luas. Ia menambahkan bahwa AWI siap menindaklanjuti jika ada bukti yang jelas, karena menjaga integritas profesi merupakan bagian dari tanggung jawab organisasi.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Rahman Sinaga belum memberikan penjelasan lanjutan terkait unggahannya maupun apakah ia akan melakukan mediasi dengan pihak AWI untuk menyelesaikan polemik tersebut.

Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya etik dalam hubungan antara pejabat publik dan insan pers, serta perlunya kehati-hatian dalam menyampaikan informasi melalui media sosial agar tidak menimbulkan konflik baru di tengah masyarakat.(Fais)