Bukittinggi,metrosumatranews.com. Ustadz H. Irwandi Nashir, Dosen IAIN Bukittinggi, saat menyampaikan khutbah ‘Idul Fitri 1442 H dihadapan ribuan jamaah masjid Tablighiyah Garegeh Kota Bukittinggi, Kamis (13/5/2021).
Dalam khutbah Idul Fitri yang bertajuk Takbir dan Tahmid sebagai Pondasi Beragama,Idul Fitri tahun ini adalah awal penggunaan masjid Tablighiyah yang baru.
Idul Fitri sejatinya tidak sekedar dimaknai sebagai hari kembali makan dan minum di siang hari, namun lebih dari itu kata Irwan Nashir.
Idul Fithri adalah hari yang dapat menjadi titik balik bagi kita untuk menjadi insan yang benar-benar bertakbir atau mengagungkan Allah Ta’ala dan bertahmid atasu bersyukur kepadaNya.
Lanjut Dosen IAIN Bukittinggi itu, dua perkara penting ini merupakan perintah Allah Ta’ala manakala kita telah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan sebagaimana wahyuNya yang diabadikan di penghujung ayat ke 185 dalam surah al-Baqarah.
Dosen IAIN Bukittinggi ini juga menyampaikan bahwa bertakbir dan bertahmid bukan sekedar dilafadzkan, tapi ia mesti menjadi keyakinan yang dibuktikan melalui amal dan tindakan.
“Insan yang bertakbir adalah pribadi yang mengagungkan Allah Ta’ala sehingga istiqomah di atas syari’at yang mengandung aturan Allah Ta’a untuk dipatuhi oleh manusia”, jelasnya.
“Sementara itu, insan yang bertahmid adalah insan yang pandai mensyukuri nikmat Allah Ta’ala”, tegasnya.
Ditambahkannya, bertakbir dan bertahmid merupakan dua aspek yang menjadi landasan beragama. Tanpa landasan takbir dan tahmid, jelasnya, bangunan berupa syari’at Allah Ta’ala tak akan berwujud dalam perilaku seorang manusia.
“Ajaran agama Islam hanya akan diamalkan dengan sempurna atau kaffah oleh insan yang mengagungkan Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmatNya”, jelas da’i asal Kabupaten Tanah Datar ini.
Menurut pengurus Masjid Tablighiyah kota Bukittinggi, H. Afdal, pelaksanaan Shalat Idul Fitri di masjid ini dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,pakai masker,cuci tangan. (Irw/STM)