Kuansing,metrosumatranews.com. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dan termasuk negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia. Dari wilayah Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan bahasa. Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya.
Kuantan Singingi merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Riau.Teridiri dari 15 Kecamatan 19 kelurahan 210 desa, Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu pada tahun 1999. Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi adalah Taluk Kuantan.
Menurut berbagai sumber sejarah, tradisi dan adat bahwa Kuantan Singingi merupakan negeri tua yang mempunyai sistem kemasyarakatan dan pemerintahan yang spesifik. Spesifik dalam artian bahwa adat sangat mempengaruhi dan memegang peranan dalam tatanan kehidupan masyarakat Kuantan Singingi sehari-hari.
Kabupaten Kuantan Singingi Kecamatan Sentajo banyak masyarakatnya hidup dalam bersuku suku yang terdiri dari suku piliang. Suku malayu. Suku caniago dan suku pitopang
Suku piliang di Kenegerian Sentajo terdiri dari suku Piliang lowe dan piliang soni
Piliang Lowe yang berarti lebar dan yang ditepi adalah Piliang Soni yang artinya adalah kecil. Akan tetapi di dalam Tombo Adat meskipun dipecah kepemimpinan tetap dipegang oleh 1 Penghulu, 1 Menti, 1 Dubalang, 6 Tuo Kampuang, 1 Tangganai Rumah (setiap Rumah Godang) dan 1 Imam Nagori serta 1 orang qadi
Rumah Godang merupakan rumah yang digunakan sebagai tempat
berkumpulnya sesama suku (keluarga) guna mempererat tali silaturahmi. Selain itu Rumah Godang juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah.
Sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun lalu, pada hari raya idiul fitri ke 2 usai melaksanakan acara ziarah kubur,melaksanakan sholat zuhur di Masjid usang yang berdiri sekitar tahun 1804 kemudian bersilaturahmi di rumah godang. Setelah dari rumah godang (Rumah Adat) masyarakat disuguhkan dengan pertunjukan Silat Pendekar Batuah yang bertujuan untuk meriahkan susana lebaran di Kenegerian Sentajo.
Pertunjukan Silat Pendekar Batuah ini digelar di sosoran (laman) pondam balai potai Desa Koto Sentajo Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Perguruan Silat Pendekar Batuah ini sudah kian berkembang . Sosoran pertama berdiri di Negeri Jiran Malaysia sekitar tahun 1719 yang didirikan oleh perantau dari Sentajo terdiri dari pendekar batuah dari suku pitopang, Pendekar bonsu dari suku piliang dan baginda Raja tihu dari suku melayu di daerah batu lima kuala lumpur. Di Malaysia saat ini masih banyak laman dibawah Perguruan Silat Pendekar Batuah.
Kemudian sekitar tahun 1821 pendekar batuah pertama. Pendekar bonsu pertama dan baginda raja Tihu pulang kampung ke sentajo dan mendirikan laman silat pendekar bertuah di daerah koto teratak air hitam sekarang. Kemudian berkembang begitu pesat sampai sekarang.
Silat bertuah terkenal sangat sakti dan memiliki ilmu kebathinan tinggi yang terbukti hingga saat ini, walaupun sekali belajar tetapi kekuatan mistiknya sangat terasa dan luar biasa, hal ini terlihat jika ada ancaman dan bahaya mengancam murid yang sudah belajar.
“Kita berharap Tradisi bersilaturrahmi ke rumah godang (Rumah Adat) dan Pergelaran Silat Pendekar Batuah di Kenegerian Sentajo ini akan tetap mampu dipertahankan sebagai aset Budaya di Kabupaten Kuantan Singingi ini. Sumber familus.(Hari)