Permainan Sepak Rago Merupakan Kagiatan Rutin Tahunan Kenegerian Kopah

Kuansing,metrosumatranews.com.

Ketua Pusako (Persatuan Sepak Rago Tinggi Kenegerian Kopah) Rio Kasyter dihubungi melalui telepon Celluler toko pemuda yang berdomisili di Kenegerian Kopah (11/05/2022) lalu menyampaikan bahwa Sepak Rago merupakan kegiatan rutin tahunan Masyarakat Kenegerian Kopah.

Sebagaimana kegiatan Rutin Masyarakat ini biasanya diadakan setiap tahun pada hari lebaran ke tiga idul Fitri.

Untuk tahun ini sepak rago tinggi merupakan jenis permainan tradisional yang telah dimainkan sejak zaman dahulu oleh nenek moyang khususnya yang berasal dari Kenegerian Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi.

Tak banyak orang mengetahui sejarah dan asal muasal permainan Sepak Rago Tinggi ini. Namun, di Kecamatan Kuantan Tengah, olahraga ini selalu diadakan.

Dalam sejarah perkembangannya, sejak awal tradisi ini secara turun-temurun terus diwarisi sampai pada generasi sekarang. Latar belakang permainan sepak rago tinggi sebenarnya dilandasi adanya sebuah kesepakatan dalam musyawarah masyarakat adat kenegerian Kopah pada masa dahulu.

Rio Kasyter juga sampaikan ke media, permainan ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1833 lalu. Bahkan beberapa sumber ada yang mengatakan sepak rago tinggi berasal dari Kesultanan Melaka sekitar abad 15 Masehi.

“Waktu itu sepak rago tinggi dimainkan khusus oleh keluarga kerajaan saja, ada juga sejarahnya sepak rago tinggi merupakan permainan melawan kejahatan yang diibaratkan bola rago tinggi adalah mata setan,” ujar Rio Kasyter

Rio Kasyter menambahkan permainan ini sudah bisa dimainkan kalangan masyarakat luas dari kelompok usia yang beragam mulai dari orang tua hingga anak-anak sekalipun. Dalam praktiknya, permainan ini berbeda dengan sepak takraw.

“Permainan ini dilakukan dalam sebuah garis lingkaran dikelilingi daun kelapa, yang di bagian atasnya tepat di tengah-tengah garis lingkaran ini diletakkan sebuah payung dengan posisi terbalik. Maka payung yang berada di atas berfungsi sebagai sasaran untuk memasukkan bola.

Permainan ini, dahulunya dilakukan dengan sistim tim, namun saat ini tidak berlaku lagi, setiap permainan biasanya terdiri beberapa orang, sebelum permainan ini dimulai para pemain wajib untuk bersuci dengan mengambil wudhu, setelah itu pemain baru memasuki lapangan tutup Rio Kasyter.(h).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *