Agama  

Cikal Bakal Pemikiran Pendidikan Islam di Minangkabau

Oleh : IRWANDI NASHIR
History Enthusiast
E-mail: irwandimalin@gmail.com

   AJARAN Islam masuk ke Indonesia-dahulu dinamai pulau pulau Hindia Timur- melalui pulau Sumatera. Namun, tahun berapa dan oleh siapa tidak dapat dipastikan. Berbeda halnya dengan masuknya ajaran Islam ke negeri lain yang membawa misi tertentu dan dengan angkatan perang, seperti masuknya Islam ke Mesir dengan  komandan perangnya Amr bin Ash, ke Afrika dibawah pimpinan Okbah bin Nafi’, dan ke Andalusia dibawah pimpinan Thoriq bin Ziyad.
   
Pulau Sumatera berada di tepi pantai Selat Malaka,tempat menjadi pelabuhan dan lalu lintas kapal- kapal perdagangan dari Tiongkok ke Hidustan. Masuknya agama Hindu ke Indonesia dan Budha Brahmana ke Tiongkok dan Jepang telah terjadi 1000 tahun lebih dahulu melalui jalur ini.
   
Pembawa suluh Islam ke Indonesia adalah kaum saudagar. Disamping mereka berdagang, mereka juga menyiarkan ajaran Islam. Ajaran Islam disebarkan melalui pembauran adat dan budaya masyarakat setempat.Ajaran Islam terus berkembang  sampai berdirilah kerajaan kerajaan Islam di semenanjung tanah Melayu.


   
Di awal abad ke -16, kerajaan-kerajaan bekas perang Salib terus melakukan ekspansi ke wilayah -wilayah Islam sampai ke semenanjung tanah Melayu. Mereka membawa misi kristenisasi dan berusaha keras memadamkan cahaya Islam.
   
Sejak itu, Islam menghadapi pengalaman pahit,hampir saja suluh matahari Islam redup. Demikian pula dengan nasib bangsa Indonesia dan Melayu. Saat itu pula, tersebarlah pengaruh paham jumud dan menyerah. Ajaran “mutu qabla an tamuutu” (matilah sebelum mati) telah berpengaruh dimana- mana, termasuk ke Minangkabau. Paham ini  memadamkan gairah pemikiran untuk maju.
  
Dimasa itulah berangkat para pelajar Nusantara ke Mekkah untuk berhaji dan menuntut Ilmu, diantaranya Syekh Nawawi Albantani, Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, dan lainnya. Beberapa dari mereka pulang ke tanah air dan beberapa yang lain tinggal menetap di Mekkah karena tidak tahan melihat kondisi tanah airnya.Mereka yang pulang ke tanah air itu kelak membawa corak pemikiran untuk pendidikan Islam di Nusantara, termasuk ke tanah Minangkabau.Sementara,mereka yang menetap di Mekkah terus mengalirkan paham dan pemikirannya melalui kitab dan majelis ilmu.
   
Generasi berikutnya ada “Trio Haji”,yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piobang. Setelah itu, ada Dr.Haji Karim Amrullah (Ayah Buya Hamka), dan generasi setelahnya. Mereka memotori perbaikan dalam perilaku beragama.Upaya perbaikan perilaku beragama itu digerakkan melalui organisasi pergerakan Islam. Pada titik ini, kita mengenal ada Muhammadiyah dan Al Irsyad di tanah Jawa.
  
Tema-tema seperti pemberantasan  TBC(Takhayul, Bid’ah dan Churafat), koreksi atas cara bertasawuf, dan tidak berpikir jumud adalah diantara contoh upaya memperbaiki perilaku beragama. Dan semua bentuk perilaku beragama itu ternyata juga turut mempengaruhi corak pemikiran pendidikan Islam di Minangkabau kemudian hari.

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *