Ditutup Gubernur SUMBAR, Bakajang Dihadiri Ribuan Pengunjung

Limapuluh Kota, metrosumatranews.com — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah menutup Alek Bakajang Tahun 2024 di Batang Maek Nagari Gunuang Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Limapuluh Kota, penutupan yang diwarnai hujan deras itu tak menyurutkan ribuan wisatawan untuk menyaksikan alek Budaya yang telah digelar turun temurun itu.

Penutup dilakukan Gubernur Sumbar, Mahyeldi setelah digelar selama Lima hari , 12-17 April 2024. 

Selain Gubernur Sumbar, juga hadir Bupati Limapuluh Kota, Safarudin, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Deni Asra, Ketua TP-PKK Kabupaten Limapuluh Kota, Nevi, Tokoh masyarakat, H. Chandra, sejumlah kepala OPD dan anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Alek Bakajang yang merupakan ajang silaturahmi masyarakat 5 Jorong di Nagari Gunuang Malintang juga dihadiri perantau dari berbagai Provinsi di Indonesia. Para perantau biasanya akan kembali pulang ke Rantau mereka masing-masing setelah Alak Bakajang selesai digelar.

Hal tersebut diungkapkan Walinagari Gunuang Malintang, Wido Putra saat memberikan sambutan dalam penutupan Alek Bakajang yang digelar Rabu sore 17 April 2024.

” Iya, Alek Bakajang telah lebih dari 1 Abad, ini merupakan bentuk silaturahmi dan halal bi halal antara mamak dan kemenakan. Kegiatan ini telah disiapkan sejak dua bulan lalu, dan Alhamdulillah berkat dukungan banyak pihak bisa terlaksana dengan baik,” ucapnya.

Wido juga menambahkan, di Nagari Gunuang Malintang dengan 5 Jorong terdapat 4 suku dan pelaksanaan Alek Bakajang digelar selama 5 hari untuk manjalang Niniak Mamak, Pemerintah Nagari dan Silaturahmi.

Sampan hias atau Kajang yang ditampilkan juga merupakan transformasi masa lalu dari Datuak atau niniak mamak yang menjadikan sungai sebagai sarana transportasi dan sumber kehidupan.

” Sampan hias atau Kajang yang ditampilkan merupakan transformasi masa lalu dari Datuak atau niniak yang menjadikan sungai sebagai sarana transportasi dan sumber kehidupan. Kegiatan ini merupakan bentuk silaturahmi kemenakan kepada Niniak Mamak.” Tutupnya.

Sementara Tokoh Masyarakat Nagari Gunuang Malintang, H. Chandra berharap kedepannya Pemerintah Daerah atau Pemerintah Provisi Sumatera Barat bisa menjadikan Alek Bakajang menjadi agenda Nasional, sehingga bisa lebih banyak dihadiri wisatawan dan berdampak banyak pada masyarakat.

” Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bisa menjadikan atau mengarahkan Alek Bakajang menjadi agenda Wisata Nasional,” ucapnya.

Mantan anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota yang kini kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota periode 2024-2029 itu juga menambahkan, harapan untuk menjadikan Alek Bakajang sebagai agenda Nasional itu bukan tanpa alasan, sebab Alek Bakajang telah mendapatkan pengakuan Nasional dengan penghargaan Juara 1 Anugrah Desa Wisata Kategori Atraksi Seni Budaya.

” Alek Bakajang sudah mendapatkan pengakuan secara Nasional dengan penghargaan Juara 1 Anugrah Desa Wisata Kategori Atraksi Seni Budaya yang diraih. Semoga Alek Bakajang bisa dikenal hingga ke Mancanegara.” Jelasnya.

Bupati Limapuluh Kota, Safarudin saat memberikan sambutan dalam kegiatan penutupan Alek Bakajang mengapresiasi dan berterima kasih kepada Gubernur Sumbar yang hadir langsung dalam penutupan Alek Bakajang yang juga dihadiri banyak pihak itu.

” Terima kasih kepada Bapak Gubernur yang hadir langsung dalam kegiatan penutupan Alek Bakajang ini,” ucapnya.

Pemerintah Daerah menurut Politisi Golkar itu selalu mendorong dan mendukung berbagai kegiatan yang digelar masyarakat, termasuk Alek Bakajang. Pihaknya (PEMERINTAH DAERAH) akan terus mendorong, termasuk melakukan promosi Alek Bakajang di Perantauan maupun di Luar Negeri, sehingga Bakajang bisa lebih dikenal dan banyak wisatawan yang datang.

” Pemerintah Daerah selalu mendorong dan mendukung berbagai kegiatan yang digelar masyarakat, termasuk Alek Bakajang. Pemerintah Daerah akan terus mendorong, termasuk melakukan promosi Alek Bakajang di Perantauan maupun di Luar Negeri, sehingga Bakajang bisa lebih dikenal dan banyak wisatawan yang datang.” Ujar Bupati.

Bupati juga menyebut bahwa tahun 2025 nanti, melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Daerah akan mengundang Kementerian Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk hadir dalam Alek Bakajang.

” Tahun 2025 kita akan mengundang Kementerian Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk hadir dalam Alek Bakajang ini.” Tutup mantan Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota itu.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah saat melakukan penutupan Alek Bakajang tahun 2024 mengatakan bahwa Alek Bakajang di Nagari Gunuang Malintang patut ditiru oleh Nagari-Nagari lainnya di Sumatera Barat, sebab memiliki Nilai-nilai Tradisi, Budaya dan Pengajaran.

Alek Bakajang menurut Gubernur adalah bentuk penghormatan kepada Niniak Mamak serta penerapan nilai-nilai Minangkabau.

” Alek Bakajang ini Patut ditiru oleh Nagari lainnya di Sumatera Barat, sebab memiliki Nilai-nilai Tradisi, Budaya dan Pengajaran.Alek Bakajang adalah bentuk penghormatan kepada Niniak Mamak serta penerapan nilai-nilai Minangkabau,” ucapnya.

Gubernur juga mengapresiasi Alak Bakajang yang juga terus mempererat silaturahmi masyarakat di Kabupaten Limapuluh Kota dengan perantau, khususnya di Nagari Gunuang Malintang. Ia berharap Alek Budaya tersebut bisa terus dipertahankan, sebab selain menjaga adat istiadat juga banyak nilai-nilai yang diajarkan, apalagi saat ini banyak anak kemenakan yang tidak tahu siapa penghulunya.

” Mohon maaf, saat ini banyak anak kemenakan yang tidak tahu siapa penghulunya, jadi alek Budaya ini harus terus dipertahankan dan dicontoh.” Tutup Gubernur.

Alek Bakajang selain diisi dengan lomba Sampan/Kajang Hias, juga diramaikan dengan wisatawan yang mandi-mandi berenang dan bersampan.

Pada zaman dahulu, Alek Bakajang merupakan Tradisi anak kemenakan dalam manjalang/bersilaturahmi dengan Niniak mamak, pemerintah Nagari dan sesama. Mereka berkunjung atau manjalang menggunakan Kajang karena daerah mereka berada di aliran Batang Maek. (FR)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *