Payakumbuh, metrosumatranews.com — Sebelum pembangunan Mesjid Agung Payakumbuh dilaksanakan pada awal tahun 2021 mendatang, dilaksanakanlah Hearing atau dengar pendapat antara DPRD Kota Payakumbuh dengan tokoh keagamaan dan adat se Kota Payakumbuh bersama Dinas PUPR selaku pelaksana teknisnya.
Tampak hadir Ketua DPRD Hamdi Agus, Wakil Ketua Armen Faindal, Ketua Badan Kehormatan YB. Dt Parmato Alam, Ketua Bapemperda Ahmad Ridha, serta anggota dewan lainnya, MUI Kota Payakumbuh, Ketua LKAM, DPD LPM Kota Payakumbuh, Ketua LPM se-Kota Payakumbuh, Ketua KAN 10 Nagari, dan Ketua Bundo Kanduang 10 Nagari di Ruang Sidang DPRD Kota Payakumbuh, Senin (3/8).
Kepala Dinas PUPR Muslim didampingi jajarannya memaparkan konsep pembangunan Mesjid Agung di atas tanah seluas 4,56 hektar ini kepada hadirin. Dimana pemko sudah melakukan pembebasan lahan kepada 46 petak sawah dengan 27 pemilik. Terintegtasi dengan Batang Agam.
Di lokasi mesjid agung sendiri, direncanakan ada bangunan lain dibangun disamping bangunan utama mesjid sebagai sarana penunjang, seperti aula berkapasitas 300 hingga 400 orang. Disini bisa dilaksanakan walimah (syukuran pernikahan).
“Kita buatkan juga fasilitas kantor keagamaan untuk beraktifitas disana, seperti kantor MUI dan Baznas, saat ini mereka masih menumpang-numpang, maka kita fasilitasi di area mesjid agung,” papar Muslim.
Ketua DPRD Hamdi Agus menyebut dewan mendukung penuh pembangunan mesjid agung yang diinisiasi oleh Wali Kota Riza Falepi mewujudkan keinginan warga Payakumbuh selama ini untuk memiliki mesjid yang megah.
“Kami dari DPRD siap mengawal prosesnya mulai dari pembebasan lahan, hingga nanti pembangunan mesjidnya, insyaallah nanti akan digelar rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap pembangunan mesjid agung ini,” kata Hamdi Agus yang juga dari Fraksi PKS.
Sementara itu, Srikandi DPRD dari Fraksi Gerindra, Yernita menyebutkan keberadaan mesjid agung ini nanti diharapkan dapat menjadikan Payakumbuh sebagai kota tujuan, kota destinasi sehingga menumbuhkembangkan pelaku UMKM di Kota Payakumbuh.
“Kita sangat berharap pembangunan mesjid agung berdampak besar kepada warga kita, apalagi jika nilai adat istiadat dimunculkan, selain memuaskan sisi keaagamaan, dari sisi perekonomian ada pelaku UMKM bisa hidup, karena berdekatan dengan area wisata Ngalau Indah dan Batang Agam,” ujarnya.
Di sisi masyarakat, Ketua LKAAM Kota Payakumbuh W. Dt. Paduko Bosa Marajo menyampaikan seluruh warga Payakumbuh sudah pasti mendukung terlaksananya pembangunan mesjid agung. Dengan kesatuan antara adat dan islam (adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah) tak perlu terintegrasi dalam bangunan, setidaknya bagaimana kantor lembaga adat berdampingan dengan kantor lembaga keagamaan disana.
“Bangunan-bangunan LKAAM dan Bundo Kanduang itu jan disolek.an sajo lotaknyo, tapi harus betul-betul rancak, layak, dan representatif mendampingi bangunan mesjid utama dalam satu lokasi, sehingga orang berkunjung dapat melihat bagaimana pembangunan agama dan adat di Payakumbuh, tergambarlah wujud adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah,” ujarnya.
Disamping wisata alam di area Ngalau, ada wisata religi di mesjid raya termasuk wisata budaya, sehingga pengelolaannya melalui dinas terkait, dapat menjadikan potensi penambahan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam integrasi ini.
“Istilah niniak mamak, pembiayaan mesjid agung melalui APBD yang mendatangkan PAD, bisa kobek padi jo daun,” ungkapnya.