Payakambuh,metrosumatranews.com.
Terkait instruksi Gubernur Sumatera Barat,Buya H.Mahyeldi, tentang pelaksanaan wirid remaja di tingkat SMP/MTs/SMA/MA, No.451/5522/Disdik-Instruksi tanggal 13 Oktober 2022 lalu.
Da’i Sumatera Barat yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi, Ustadz H.Irwandi Nashir ketika ditemui metrosumatrsnews.com usai memberikan ceramah pada Majelis Kajian Ilmiah Masjid Muslimin Labuah Baru, Kota Payakumbuh, Jum’at (21/10/2022) lalu,
mengajak seluruh komponen masyarakat menyukseskan program Wirid Remaja untuk pelajar SMP/MTs/SMA/SMK/MA di Sumatera Barat sesuai Instruksi Gubernur tersebut.
Menurut Ustadz H.Irwandi Nashir, program Wirid Remaja yang langsung dikoordinir oleh Dinas Pendidikan sudah lama diidamkan-idamkan.
“Sudah sangat lama hampir di setiap masjid baik di kota maupun di pedesaan di Sumatera Barat tak ada program khusus dan berkesinambungan dalam pembinaan remaja masjid baik melalui kegiatan wirid remaja.
Ditambahkannya, selain faktor pengawasan dari Dinas Pendidikan dan pihak sekolah, ada tiga faktor penting yang mesti diperhatikan agar kegiatan wirid remaja ini tidak macet di tengah alias patah ditengah. Pertama, mensinergikan dan mengintegrasikan kegiatan wirid remaja dengan program akademik di sekolah.Dijelaskannya, program wirid remaja ini dapat diposisikan sebagai kegiatan pengayaan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. ” Sinergi dan integritas wirid remaja dan pembelajaran PAI perlu dikukuhkan dalam sebuah kebijakan agar para guru PAI berada di arah yang sama dalam memposisikan kegiatan wirid remaja ini,” ungkap pengurus MUI Kota Payakumbuh itu.
Faktor kedua, lanjutnya, adalah kurikulum dan metode kegiatan Wirid Remaja. Pastikan muatan kurikulum wirid remaja itu adalah pengembangan wawasan dan pendalaman materi pelajaran PAI yang diperoleh siswa di sekolah. “Titik berangkat materi wirid Remaja itu mesti dari pengetahuan awal atau prior knowledge para siswa yang mereka peroleh saat belajar PAI di sekolah,” jelas Direktur Lembaga Studi Dakwah Indonesia (LSDI) ini, tutur Ustadz H.Irwandi Nashir.
Dikatakannya, metode penyampaian materi disarankan memakai metode eklektik, yaitu memanfaatkan setiap kelebihan dari aneka metode mengajar yang ada. “Metode ceramah itu ada unggulnya,tapi jangan ceramah melulu sehingga peserta hanya pasif dan bisa membosankan,” tegas Ketua Bidang Pendidikan PD Muhammadiyah Kota Payakumbuh ini. Terakhir, dukungan dana dan pelibatan partisipasi masyarakat. Orang tua, pengurus masjid/mushalla dan para tokoh masyarakat,niniak mamak, mesti punya kebulatan tekad dan visi yang sama dalam menyukseskan kegiatan ini. (Esteem).