Daerah  

Komunikasi Publik Kader Muhammadiyah Diuji

50 Kota,metrosumatra.com.

Meski Muhammadiyah bukan Partai Politik (Parpol), namun kader Muhammadiyah dapat secara terbuka berpolitik. 

Warga Muhammadiyah dan simpatisan tetap perlu dituntun untuk menentukan pilihan yang tepat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)  2024 ini. 

Disinilah diperlukan kemampuan membungkus ide dan menyampaikannya melalui komunikasi publik yang punya daya gerak. 

Demikian dikemukakan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Payakumbuh, Dr. Irwandi Nashir, pada diskusi Forum Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah Kota Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, Sabtu, 13/4/2024, di Aula Waroeng Amak, Komplek Perkantoran Digital Business Park, Sungai Kamunyang, Kabupaten 50 Kota, Sumbar.  

Ketua Forum Alumni Angkatan Muda Muhammadiyah Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota, Fahrul Ismi, M.Ag, sampaikan diskusi yang diikuti Angkatan Muda Muhammadiyah itu mengangkat tema “Menakar Peranan dan Posisi Tawar Muhammadiyah pada Pilkada Serentak 2024 Menuju 50 Kota Berkualitas, Berkemajaun, dan Berkeadaban.

Menurut Irwandi Nashir, kemampuan komukasi sosial kader Muhammadiyah untuk menghadapi Pilkada serantak sangat penting dengan tetap mengedepankan kepatutan perilaku dan efektivitas dalam interaksi sosial dengan disertai tangung jawab dan membangun rasa empati. “Kepatutan perilaku itu menjadi inti  kompetensi komunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan bukan untuk membohongi, menyesatkan, atau bahkan memfitnah serta melakukan diskriminasi khalayak yang menjadi sasaran penyampaian pesan,” jelasnya.

Selain itu, sebut Irwandi Nashir, rasa empati sangat penting dibangun komunikator. Dengan empati komunikator dapat mengenal khalayaknya dan berusaha untuk menjadi seperti khalayak sehingga pesan yang diproduksi dan disampaikan bisa diterima dengan baik. 

 Irwandi Nashir juga membagikan tips membangun fondasi dalam setiap komunikasi, yaitu kesamaan ideologi: Tidak ada satu kata pun yang keluar dari lisan Anda melainkan akan disaring dengan ideologi lawan bicara Anda. Menurutnya, mulailah berkomunikasi dari satu titik, kesamaan pola pikir dan cara pandang,  kesamaan sumber informasi, dan kesamaan gaya bahasa.

 “Mengingat komunikasi publik yang efektif selalu melibatkan pertimbangan audiens, maka informasi paling mendasar yang perlu diperoleh mengenai audiens adalah kondisi geografis mereka,” pungkas  Dr.Irwandi. 

Selain Irwandi Nashir, diskusi  juga menghadirkan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Prof. Dr. Ismail Novel, Wakil Ketua PDM kabupaten 50 Kota, Ustadz Nurul Hadi, dan politisi Partai Demokrat yang juga kader Muhammadiyah, Ari Prima, M.Pd.(Irw/STM).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *