Padang Panjang,metrosumatranews.com.
Humas – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah(IPM) MTs-MA Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang mengadakan pengajian bulanan. Kegiatan tersebut sekaligus dalam rangka memperingati Isra Mi’raj yang jatuh pada hari Sabtu depan.
Dr. Derliana, MA saat dihubungi di ruang kerjanya mengatakan, dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah menilai peringatan Isra Mikraj tidak termasuk bid’ah karena hal ini justru mendorong pada ibadah muamalah, tapi tentu kalau dalam Muhammadiyah tidak ada ritual-ritual tertentu.
“Memanfaatkan hari-hari besar agama Islam itu untuk tabligh akbar, mengadakan diskusi, bedah buku dan lain sebagainya mengungkap makna daripada Isra Mikraj tidaklah dilarang dalam Muhammadiyah. Hal yang paling utama adalah tidak ada ritual-ritual tertentu,” sebutnya, Kamis (16/2/2023) lalu.
Dijelaskannya bahwa kegiatan ini salah satu upaya serta langkah pondok pesantren dalam menyiapkan Muballigh-Muballigh yang berkualitas. Begitulah keseriusan kita untuk menciptakan Kauman mampu melahirkan Muballigh serta cendekiawan hebat masa depan,”ucapnya.
Bertempat di Aula Buya AR Sutan Mansyur, pengajian ini di buka langsung oleh Pimpinan Ranting IPM, Adib Khairillah Ramadhan. Dalam sambutannya ia menyampaikan ini adalah edisi pertama dari program pengajian bulanan yang dihandle oleh bidang Kajian Dakwah Islam (KDI). Ke depan sebutnya, program ini akan terus dilaksanakan setiap bulannya.
“Insya Allah ini akan menjadi agenda rutin bulanan KDI. Biasanya setiap Kamis pagi kita laksanakan dengan Muhadarah, Nah melalui program ini akan memberikan ‘warna baru’ dalam dakwah di Kauman. Setiap bulan teman-teman akan menyaksikan dakwah dari Ustadz yang telah teruji kefakihan ilmunya. Semoga kita bisa belajar dari setiap kegiatan kita ini” ujarnya.
Acara yang dihari oleh ratusan santri Pondok Pesantren Kauman ini diisi dengan tausyiah keagamaan oleh Ustadz Abdillah Dzikri, S.TP. Dalam paparannya, beliau mengisahkan Ukhasyah yang ingin mencambuk Rasulullah sebelum akhir hayatnya. Ia ingin membalaskan dendam ketika Rasulullah tidak sengaja mencambuk untanya. Peristiwa itu berujung tangis sendu Ukhasyah yang menganti cambukan tersebut dengan memeluk Rasulullah.
“Tak ada cinta yang tumbuh tanpa dibalas dengan cinta pula. Hal ini yang melatarbelakangi cintanya Ukhsyah terhadap Rasulullah SAW. Jika kita ingin dapatkan syafaat dari Rasulullah maka cintailah sunnahnya,” jelasnya.
Abdillah Dzikri juga mengingatkan kepada santri Kauman tentang kesungguhaan dalam mencintai Rasulullah. Beliau mengingatkan bahwa melalui Isra Mi’raj ini terdapat tiga poin yang menjadi highlight untuk bisa dijadikan patron kehidupan bagi insan manusia.
“Ada tiga patrap perilaku yang dicontohkan dalam kisah isra’ mi’raj. Pertama dalam kehidupan setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Kedua sebutbya selalu mensucikan jiwa dengan melakukan amal kebaikan dan bertaubat atas dosa-dosa yang diperbuat, serta yang terakhir dalam menjalankan hidup mesti memili. Setiap pilihan memiliki resikonya masing-masing. Pilihan terbaikpun yang kita pilih akan menemui rintangannya,” terangnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini mampu membius para santri dalam memahami dan memaknai hakikat isra’ mi’raj. Santri sangat antusias menyaksikan tausiyah tersebut. Ada banyak pelajaran yang dapat mereka relevansikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ezzy Novita Safitri, salah satu santri Kauman yang hadir mengatakan kebahagiaannya saat menyaksikan tausyiah tersebut. Kebahagiaan tersebut membuat dorongan semangat dan motivasi dalam menggali ilmu semakin tinggi.
“Ada nuansa haru saat mendengar kisah Rasulullah. Ada cinta disana. Ada rindu yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Senang sekali dengan kegiatan ini, selain menjemput kembali cinta kepada Rasulullah kita mendapatkan motivasi untuk bersungguh-sungguh dalam belajar” tutupnya.(je).