Batusangkar, metrosumatranews.com. Lahan seluas 2000 meter persegi menghasilkan 7,2 ton di Sinjagek dan seluas 2.500 meter persegi di Pagarung naik penghasilan 37 parsen.
Hal itu diakui Dt.Sikoto selalu Ketua kelompok tani sawah Baruah Pagaruyung Tanah Datar yang telah mencoba langsung kedua jenis pupuk tersebut selama ini pada lahan sawahnya sendiri bersama 40 orang anggota kelompok tani sawah Baruah Pagaruyung tersebut.
Setelah tiga bulan ini Saya mencoba pupuk organik Super Eco Farming katanya terbukti bahwa keunggulan pupuk organik ini terbukti lebih baik dari pupuk kimia yang biasa kami pakai katanya.
Sesuai petunjuk pemakaian pupuk organik Eco Farming ini sejak Pra tanam yang dimulai pada lima hari sebelum tanam yang disemprotkan ke lahan sawah siap tanam dan selanjutnya disemprot ulang setiap lima belas hari sampai padi ini berusia 56 hari kami berikan pupuk kelima ujarnya pula.
Sebagaimana sebelumnya kita buktikan padi Bujang Merantau bibit bersertifikat dari Dinas Pertanian Tanah Datar ini tumbuh subur dan hijau berbeda dengan padi yang lain akuinya.
Alhamdulillah hasilnya mengembirakan, dengan lahan 2.500 meter persegi atau 1/4 ha dengan hasil uji coba PPL dari pertanian Sumbar 5,7 tonpadi basah, sebelumnya hanya 42 ton jadi naik 37 parsen, tutur Ketua Kelompok tani.
Lanjut Dt Sikoto masalah biaya lebih murah pakai eco farming, dan mudah-mudahan ini menjadi mutivasi bagi petani lainnya di Nagari Pagaruyung atau Kabupaten Tanah Datar.
Di kesempatan tetsebut Ketua komisi II DPRD Provinsi Sumatera Barat Ir.Arkadius Dt.Intan Bano .MM.MBA berikan apresiasi kepada kelompok tani Sawah Baruah Pakarak Nagari Pagaruyung Tanah Datar.
Ir.Arkadius Dt.Intan Bano .MM.MBA pun minta kepada Ketua Kelompok Tani usahakan pembebasan lahan untuk jalan pertanian, nanti kita usahakan dalam anggarannya, sebab jalan sangat mendukung transportasi dan perekonomian petani, sementara jembatan gantung sudah masuk tahun ini. (STM)