Pagaruyung,metrosumatranews.com. –”Alhamdulillah, bantuan peralatan berupa perahu dolphin, tenda pengungsi dan kawat beronjong telah kita terima dan ini sangat kita butuhkan mengingat wilayah Tanah Datar tergolong rawan bencana, semoga ini dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya walau kita berharap dan berdo’a bencana itu tidak terjadi.
Itulah kata yang disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesra Suhermen atas nama pemerintah daerah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemprov Sumatera Barat yang telah menggelontorkan bantuan berupa peralatan kebencanaan.
Pada kesempatan itu Suhermen juga berharap agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan mengingat kondisi cuaca saat ini yang terkadang panas, terkadang hujan dan juga angin kencang.
Kabupaten Tanah Datar dominan wilayahnya memiliki topografi berbukit dan berlereng yang rawan bencana alam. Di awal tahun 2020 terjadi dua kali peristiwa bencana alam longsor dan banjir bandang yang melanda Kecamatan Batipuh Selatan.
Banjir bandang di Jorong Tanjung Sawah Nagari Padang Laweh Malalo pada tanggal 17 Januari mengakibatkan 3 unit rumah rusak dan 1 fasilitas umum serta jalan salingka danau putus total.
Selang tiga bulan, kembali galodo atau banjir bandang melanda Nagari Guguak Malalo yang mengakibatkan satu unit rumah berikut dua peghuninya ikut tertimbun material.
Mengingat kondisi alam dan topografi tersebut serta kondisi cuaca saat ini yang cukup ekstrim, BPBD Provinsi Sumatera Barat memberikan bantuan peralatan kebencanaan yang diserahkan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatera Barat Rumainur dan diterima langsung Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Tanah Datar Suhermen didampingi Kabag Humas dan Protokol Yusrizal dan Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Tanah Datar Sofyan AZ, Senin (26/10) lalu di ruangan kerja Sekda Tanah Datar.
Dikatakan Rumainur jika Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melalui BPBD telah mengajukan permohonan bantuan peralatan sehubungan dengan telah terjadinya beberapa kali bencana alam di wilayah Tanah Datar seperti di Salingka Danau Singkarak.
“Selain itu juga mengingat kondisi cuaca yang akan berakibat acaman bencana Anomali La Nina yang diperkirakan dua bulan ke depan, La Nina dapat mengakibatkan curah hujan bertambah 20 hingga 40 persen, walau Provinsi Sumatera Barat tidak terlalu disibukkan dengan la nina, karena curah hujan kita di atas rata-rata daerah lain,”ucapnya.
Ditambahkan Rumainur, jika Sumatera Barat termasuk non zone, tidak memiliki batasan yang jelas antara musim hujan dengan musim panas, musim hujan di Sumatera Barat cukup tinggi, seandainya ada la nina Sumbar tetap biasa namun langkah antisipasi perlu dilakukan.
Untuk bantuan disampaikan Rumainur berupa perahu dolphin, tenda pengungsi dan kawat bronjong dengan total bantuan sebesar Rp408.000.000,-. (W/STM)