Padang,metrosumatra.com.
Diskusi kebencanaan sekaligus melakukan penandatanganan komitmen dukungan lanjutan pembangunan jalan tol Sicincin – 50 Kota dipimpin Rektor Universitas Baiturrahman Padang Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S.
Diskusi tersebut dihadiri langsung Bupati Tanah Datar Eka Putra, SE, MM, Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, Bupati 50 Kota, Bupati Padang Pariaman (Sekda), Plh. Walikota Padang Panjang, Walikota Payakumbuh, Wakil Walikota Bukittinggi, dan Bupati Agam, Jumat (24/5/2024) lalu di Gubernuran Padang.
Selain itu juga hadir Sekda Provinsi Sumbar, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Sumatera Barat, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sumatera Barat, Rektor Perguruan Tinggi se Sumbar, Pimpinan OPD Provinsi Sumbar, Kalaksa BPBD Kabupaten/Kota, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Dikesempatan itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir permasalahan demi permasalahan terus melanda wilayah Sumatera Barat dan yang terakhir adalah bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi pada tanggal 11 Mei kemarin dibeberapa daerah.
“Akibat bencana alam yang terjadi pada tanggal 11 Mei kemarin setidaknya beberapa daerah terdampak, diantaranya Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten 50 Kota dan juga Kota Padang,” terangnya.
Menurut Gubernur, faktor utama terjadinya bencana itu adalah curah hujan tinggi yang terjadi hampir diseluruh wilayah Sumatera Barat.
“Banjir bandang di Kabupaten Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang diakibatkan curah hujan yang terjadi disekitar Gunung Marapi, Singgalang dan Gunung Tandikek. Sehingga membawa material vulkanik dan yang lainnya dan menyebabkan bencana,” tambahnya.
Pasca bencana yang terjadi, sambungnya, pemerintah provinsi bersama pemerintah daerah telah membentuk komando tanggap darurat untuk penanganan dampak yang ditimbulkan.
“Beberapa upaya telah dilakukan, seperti pembentukan lokasi pengungsian dan penanganan pengungsi, upaya pemulihan infrastruktur dan bantuan logistik, pencarian dan penyelamatan korban yang terdampak, dan penetapan tanggap darurat Sumatera Barat pada Kabupaten Tanah Datar, Agam dan Kota Padang Panjang,” jelasnya.
Selanjutnya, Gubernur Mahyeldi juga menjelaskan untuk rencana jangka pendek pasca bencana untuk Kabupaten Tanah Datar adalah melakukan normalisasi Batang Malana, Batang Arau dan Batang Timbulun dan rehab Sabo Dam di Nagari Pasir Laweh. Sementara, untuk Kabupaten Agam adalah normalisasi Batang Katik dan Batang Tambuo.
Sementara, untuk rencana jangka panjang adalah melakukan pembangunan 25 unit Sabo Dam di aliran sungai dari tahun 2024-2026 dan penambahan instrumen hidrologi di kawasan Gunung Marapi.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Eka Putra menyambut baik dan mengapresiasi diadakannya diskusi kebencanaan ini oleh pemerintah provinsi.
“Kami pemerintah sangat membutuhkan kajian dan saran dari para akademisi untuk penanggulangan bencana di daerah, dan diskusi seperti ini yang sangat kami tunggu-tunggu karena baru kali ini diskusi yang dihadiri langsung oleh seluruh akademisi se Sumatera Barat, ini sangat luar biasa,” katanya.
Bupati juga berharap, dari diskusi yang dilakukan ini nantinya akan ada kajia, masukan dan saran dari para akademisi, sehingga langkah ke depan yang akan diambil sudah ada kajiannya.
“Sedikit gambaran, pada hari ke 13 pasca bencana alam banjir bandang dan longsor yang kami alami, kami masih melakukan pencarian 10 warga kami yang masih hilang dibantu oleh Basarnas, TNI, Polri, relawan dan masyarakat. Untuk itu, Saya mewakili seluruh masyarakat Tanah Datar mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan semua pihak kepada kami,” ujarnya.
Diakhir penyampaiannya, Bupati Eka juga meminta masukan dan saran untuk langkah ke depan yang akan dilakukan dari para akademisi.
“Jujur pasca bencana banjir bandang dan longsor kemarin,saat ini warga kami belum semuanya kembali pulih dari trauma,” tukasnya. (Pr/STM).