Batusangkar,metrosumatranews.com. Pelatihan manajemen homestay diberikan kepada 40 peserta yang merupakan pengelola homestay se-Tanah Datar sejak Selasa (27/10/2020) hingga Sabtu (31/10/2020).
Diantaranya diberikan materi tentang cara pemberian pelayanan, tata kelola, promosi, termasuk persoalan Clear, Healty, Safety, dan Environment (CHSE) dengan mendatangkan narasumber yang berkompeten dari akademisi perguruan tinggi (Politeknik Padang dan Akademi Pariwisata Bunda) dan unsur pelaku usaha, pemilik homestay di Sawahlunto dan pengelola Hotel Emersia.
Tidak bisa dipungkiri, sektor pariwisata terkena imbas akibat pandemi Covid-19. Ratusan pelaku, mulai pekerja di sektor perhotelan, restoran, pekerja seni, pekerja ekonomi kreatif dan kelompok sadar wisata hingga pemilik dan masyarakat sekitar merasakan penurunan pendapatan. Akibatnya, sebagian yang bekerja di sektor ini terpaksa dirumahkan dan bahkan ada yang dilakukan pemutusan hubungan kerja atau tidak mendapat job yang diharapkan.
Untuk itu, pihak Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar kembali menggali semangat dan potensi para pelaku wisata, agar pariwisata kembali bangkit. Penggalian semangat itu dilakukan secara bertahap dengan memberikan peningkatan kompetensi para pelaku wisata, termasuk pengelola homestay.
“Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi covid-19 di Tanah Datar. Yaitu terjadinya penurunan kunjungan wisatawan secara dratis. Awalnya dimulai pemberlakuan berbagai pembatasan perjalanan atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19,” ujar Efrison, Kabid Pariwisata, Jumat (30/10) usai memberikan pelatihan pengelola Homestay di Emersia Hotel, Batusangkar.
Akibat pandemi Covid-19 ujarnya, ratusan pekerja pariwisata terkena dampak. Maka dari itu, sektor pariwisata harus menjadi perhatian untuk segera dibangkitkan. Karena sektor ini akan mampu lebih cepat meningkatkan kembali perekonomian masyarakat.
“Salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi, dengan membuka kembali objek wisata, dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dan melaksanakan program 3 M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Oleh karena itu kita berikan pelatihan kepada pengelola homestay termasuk objek wisata yang memiliki progres membuat homestay, ” jelasnya.
Efrison mengatakan, terkait pembukaan kembali destinasi pariwisata harus tetap memperhatikan surat edaran Gubenur Sumbar Nomor 004/ED/GSB-2020 tentang Antisipasi Penyebaraan Covid-19 pada libur dan cuti bersama tahun 2020.
Salah satu yang diatur dalam surat edaran tersebut adalah pengelola wisata agar menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu membatasi pengunjung hanya 50 %, menjaga jarak, menggunakan masker, tidak melaksanakan pesta, termasuk tidak menggunakan pengeras suara yang menyebabkan orang berkumpul secara masif.
“Berdasarkan SE Gubernur Sumbar tersebut, kepada pengelola objek wisata Tanah Datar diimbau untuk mematuhi dan melaksanakan Surat Edaran Gubernur Sumar tersebut serta terus memberikan sosialisasi kepada karyawan dan pengunjung, bahwa penerapan protokol kesehatan yang ketat di objek wisata adalah prioritas utama, ” jelasnya. (w/stm)