News  

Sosialisasi Pemakaian Pupuk Organik Super Eco Farming di Gapoktan Merapi Salimpaung

Salimpaung, metrosumatranews.com.
Tujuh kelompok tani di Nagari Salimpaung yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Merapi bersama pengurus dan anggota menerima penjelasan tentang pupuk organik super Eco Farming dari Tim Ahli Kesti Indonesia Cabang Sumbar Yandrizal di Nagari tersebut Jumat lalu.
        
Para pengurus kelompok tani  yg hadir saat itu sedang menunggu mendapatkan antrian pupuk kimia bersubsidi melalui kelompok tani masing masing dengan mengumpulkan RDKK untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut melalui Ketua Gapoktan Merapi.
        
Disamping menerima penjelasan dari PPL Nagari Salimpaung Ari yoneta SSP tentang prosedur pengurusan pupuk kimia yang dibutuhkan oleh para petani saat ini. Mereka juga tertarik dengan pupuk Organik Super Eco Farming yang dijelaskan manfaat dan cara pakainya oleh tim ahli Eco Farming dari Mitra PT.Best yang hadir bersama Stockis dan Kesti Tanah Datar Marwan atas undangan ketua Gapoktan Salimpaung itu Malin Bassa.
        
Meskipun terdapat keterlambatan pupuk bersubsidi tidak ada masalah menurut Yandrizal sebab dengan Makai pupuk Organik Eco Farming kebutuhannpupuk kimia dapat dikurangi sampai 25 persen dari kebutuhan lahan dan setelah ditanam berikan 25 persen kimia dalam umur tanaman seminggu dapat disemprotkan pupuk organik Eco Farming berselang seminggu setelah pemakaian pupuk.kimia tersebut.
        
Dengan demikian para petani tidak perlu khawatir untuk tidak mendapatkan pupuk kimia karena dapat diatasi dengan pupuk organik Eco Farming ini apalagi pupuk itu dapat diperoleh dengan mudah dan mudah pula cara pemakaianya hanya Rp.250.000 untuk 20 tengky dapat diperoleh dengan mudah karena di Tanah Datar sudah tersedia Stockis yang diwadahi oleh Klinik Eco Sahabat Tani Indonesia KESTI Tanah Datar Marwan yang hadir bersama kita hari ini ujar Yandrizal.
        
Selama ini banyak petani yang sudah mengambil hak tanah dan sudah merusak lingkungan dengan memakai kimia dan pestisida secara berlebihan yang akibatnya Sehat untuk tanaman tapi tidak sehat untuk lingkungan dan juga tidak sehat untuk manusia.
        
Contoh gampang saja kebiasaan petani membakar jerami adalah cara yang salah dengan artian sudah merampas hak tanah. Karena jerami merupakan nutrisi dan pupuk kompos yang baik untuk sawah bahkan 60 persen pupuk kompos ada disitu tetapi kalau sudah dibakar maka pupuk itu hilang mengirap bersama asap pembakaran jerami itu.
        
Alasan yang spele bagi petani adalah menghalangi mesin bajak apa lagi pengolahan sawah saat ini sangat sedikit waktu jedahnya bahkan balik batang istilahnya padahal yang baiknya menunggu 25 hari setelah panen agar gulma bisa berproses dulu bersama jerami tersebut.
        
Maka kalau Kebiasaan itu tetap saja tidak dirobah maka dipastikan petani telah meninggalkan dosa Jariah untuk anak cucunya bukan jasa Jariah ditambah lagi dengan memakai pupuk kimia dan pestisida telah memjadikan tanah sebagai media tanam sudah tercemar dan rusak sehingga PH tanah tidak sehat lagi bukitnya tidak bisa kita mendapatkan belut disawah dan cacing di ladang lagi karena sudah terusik dengan perlakuan kita.
        
Makanya Eco Farming hadir untuk mengembalikan PH tanah tersebut dan menjadikan hasil pertanian yang organik pula yang jelas jelas sehat untuk tanaman sehat untuk tanah dan sehat untuk manusia atau kita yang mengkonsumsinya. Hal ini juga sesuai dengan ajakan Gubernur Sumatera Barat yang mengajak Aparatnya untuk menkonsumsi beras organik termasuk para Bupati dan Walikota Di Sumatera Barat yang tentunya mengajak petani untuk menggunakan pupuk organik ini imbuh Yandrizal mengakhiri penjelasanya (M/STM)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *