Padang,metrosumatranews.com. Gubernur Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi
mengakui pendidikan surau dan lapau mulai tergerus oleh dinamika zaman seiring berubahnya sistem pemerintahan Nagari menjadi kelurahan atau desa.
Namun, pasca-reformasi gerakan kembali ke Nagari bergaung di Sumatera Barat. Bersamaan dengan itu kearifan lokal pendidikan di surau dan lapau juga kembali dibangkitkan.
Meskipun belum maksimal, potensi itu diyakini bisa menjadi salah satu solusi dalam pengembangan SDM generasi muda Sumbar. Selain itu, forum-forum diskusi di perguruan tinggi juga terus didorong untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mimbar-mimbar pertemuan.
Sebagaimana Sumatera Barat menyiapkan strategi menyongsong bonus demografi “Indonesia Emas” 2045 dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) generasi muda yang manfaatkan kearifan lokal dan diintegrasikan dengan pendidikan formal.
“Kita terus mendorong integrasi antara potensi kearifan lokal yaitu pendidikan ‘surau-lapau’ dengan pendidikan formal agar bisa menghasilkan generasi muda yang memiliki daya saing untuk menyambut bonus demografi 2045,” kata Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dalam Webinar Daerah Menyongsong Indonesia Emas 2045 di Padang, Sabtu (10/7/2022).
Dimana pendidikan surau (masjid) untuk membangun kemampuan mental dan spiritual, sementara pendidikan lapau (kedai) untuk membangun sosialisasi, komunikasi hingga negosiasi yang dibutuhkan untuk melengkapi kemampuan akademik.
Sementara itu, dalam pendidikan formal, Sumbar juga membangun kolaborasi antara provinsi dan kabupaten/kota dari berbagai segi baik kebijakan maupun anggaran.
Sumbar terus mendorong SMK untuk bisa menyesuaikan kurikulumnya dengan kebutuhan dunia kerja. Kurikulum yang dimaksud bukan kurikulum pokok, tetapi kurikulum pendamping seperti muatan lokal yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Di tingkat SMA, Sumbar juga tengah mewacanakan mewajibkan seluruh siswa kelas XII masuk asrama dengan tujuan memberikan penguatan kemampuan akademik agar bisa diterima di perguruan tinggi ternama dalam maupun luar negeri.
Dengan demikian, pada masa Indonesia emas 2045 generasi muda Sumatera Barat telah memiliki kemampuan dan kapasitas untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia akan memasuki puncak Bonus Demografi (angkatan kerja lebih banyak dari orang tua) pada 2045.
Jika bisa memanfaatkan peluang itu secara maksimal, Indonesia akan menjadi empat negara dengan perekonomian terkuat pada saat itu. Namun, jika gagal mengelola potensi itu, yang terjadi adalah bencana sosial seperti pengangguran yang tinggi, naiknya angka kejahatan dan kenakalan remaja.
Karena itu, perlu langkah-langkah penguatan SDM generasi muda sejak sekarang dengan melibatkan semua pihak dari tingkat pusat hingga daerah.
Webinar yang digelar Masjid Kampus UGM itu juga diikuti Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Rizhanul Ulum.(net/Esteem)