Padang, metrosumatranews.com.
Dikatakan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian didampingi Abdul Hakim jika Tanah Datar punya banyak potensi geosite ini seperti breksi pulimik di Belakang Istano Basa Pagaruyung, Bukit Aua Sarumpun, Endapan Danau Singkarak Purba, Komplek Kipas Aluvial Danau Singkarak, Jendela Batu Gamping Kuantan Singkarak dan Goa Sopan Kijang Pangian.
Hal itu disampaikannya seusai pembukaan secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Geopark Ranah Minang Menuju Unesco Global Geopark, dengan tema “The Great Sumatran Fault” Oleh Gubernur Sumatra Barat Kamis (23/09/2021) di Ballroom Hotel Mercure Padang.
FGD yang dilaksanakan satu hari dan difasilitasi Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar tersebut dihadiri langsung Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian didampingi Kadis Pariwisata Tanah Datar Abdul Hakim.
“Dengan adanya FGD ini dan diusulkannya Danau Singkarak menuju Geopark Nasional yang tergabung dalam Geopark Ranah Minang yang dikoordinir Pemprov. Sumbar tentu ini juga akan mempermudah nantinya dalam pengusulan Danau Singkarak menuju Geopark Dunia ke Unesco,” ucap Wabup.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Geopark Ranah Minang Menuju Unesco Global Geopark, dengan tema “The Great Sumatran Fault”, sampaikan konsep geopark itu meliputi partisipasi masyarakat, parlunya amenitas, infrastruktur, data ilmiah, sistem informasi, dukungan pemda, swasta, Perguruan Tinggi, badan pengelola dan branding UGGp.
Geopark atau Taman Bumi Ranah Minang kedepan diharapkan benar-benar dapat memberi manfaat bagi masyarakat, tidak hanya di Sumatera Barat namun juga bagi masyarakat di luar Sumatera Barat.
“Geopark di Sumatera Barat tersebar di beberapa kabupaten dan kota diantaranya Ngarai Sianok, Kawasan Harau, Danau Maninjau, Tarusan Kamang, Ngalau Pangian Lintau Buo, Danau Singkarak, Danau Diatas dan Danau Dibawah, Kawasan Silokek, Tambang Batu Bara Sawah Lunto, Goa Batu Kapa, Gunuang Talamau, Rimbo Panti dan masih banyak lagi lainnya,” ucap Mahyeldi Ansharullah.
“Banyak potensi terkait geopark yang dimiliki Sumatera Barat, sekarang bagaimana upaya kita potensi itu bisa terdata, kita turunkan komunitas-komunitas pencinta alam, mahasiswa untuk mendata potensi itu di seluruh wilayah Sumatera Barat,” ucapnya.
Dikatakan gubernur jika kawasan geopark dikelola dengan baik, tentu akan menjadi daya tarik wisata yang unik dan menarik bagi banyak wisatawan, dan keunikannya itulah yang menjadi daya tarik. Gubernur berharap ini juga didukung oleh infrastruktur, sarana dan prasarana seperti akses menuju objek.
“Dengan infrastruktur yang baik kedepan geopark dapat disusun jalur-jalur objek geowisata yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Dengan strategi itu akan lebih banyak kunjungan wisatawan, karena satu daya tarik akan lebih mudah dan nyaman untuk dikunjungi dan saling terkoneksi satu sama lain untuk memperlama masa tinggal wisatawan,” ujarnya.
Untuk mengembangkan itu, gubernur juga sampaikan komitmen membangun akses jalan ke objek-objek wisata yang sedang dikembangkan di daerah-daerah sehingga koneksi antar kabupaten dan kota di Sumatera Barat lancar.
Gubernur juga menyebut tiga kawasan geopark ranah minang yang telah lolos menjadi geopark nasional pada tahun 2018 lalu yaitu Geopark Ngarai Sianok, Geopark Sawahlunto, dan Kawasan Geopark Silokek Sijunjung. (Pro/STM)