Persiapkan Santri Ke Timur Tengah, Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Laksanakan Pelatihan Membaca Kitab Kuning

Padangpanjang,metrosumatranews.com.
Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Kunci Membaca Kitab Kuning Cepat. Kegiatan yang ditaja oleh Majelis Tafakkuh Fiddin ini berlangsung di Aula FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat. Sabtu (12/3/22).

Derliana dalam pembukaanya menyampaikan bahwa Alumni Kauman harus mampu membaca dan memahami kitab kuning. Dengan modal seperti ini akan memudahkan bagi santri menuntut ilmu di luar negri apalagi universitas – universitas Timur Tengah.

“Saat ini alumni kita sudah banyak yang melanjutkan pendidikannya di Timur Tengah. Hanya saja sebelum mereka benar-benar kuliah, mereka juga mengikuti kelas persiapan bahasa Arab. Kelas persiapan bahasa Arab itulah yang saat ini kita lakukan disini. Kita akan terus berusaha untuk persiapan santri agar dalam proses pembelajaran di sana lebih mudah mereka ikuti,” ungkapnya.

Ditambahkannya bahwa tidak hanya kelas bahasa Arab yang menjadi program Pondok Pesantren saat ini tapi juga kelas Bahasa Turki yang secara Intens dilakukan setiap harinya. Pembekalan bahasa seperti ini semata-mata untuk memberikan persiapan yang lebih matang kepada santri ketika nantinya mereka dinyatakan lulus perguruan tinggi Timur Tengah. Inilah bentuk out of the box dari Program Pondok Pesantren.

Mengangkat tema Memodernkan yang Klasik, Memahami Kutub At Turas yang Asyik” kegiatan berlangsung satu hari penuh. Menurut ketua panitia, Zulfadhly mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi adanya santri yang mengalami kesulitan dalam memahami kaidah bahasa Arab yang tertera di buku kitab-kitab yang menjadi rujukan pendidikan di Timur Tengah. Di samping itu, kalaupun mereka sudah menguasai kaidah tersebut, namun tetap saja ada kendala dalam mengaplikasikannya ke dalam teks berbahasa Arab.

“Kemampuan membaca kitab kuning adalah sebuah maharah atau keterampilan yang harus terus dilatih dan tidak cukup hanya dengan menguasai teori. Kemampuan membaca kitab laiknya orang yang belajar menyetir mobil. Untuk bisa menyetir mobil dengan baik tidak cukup hanya dengan mempelajari teori. Sebaliknya, diperlukan upaya tindak-lanjut melalui sejumlah latihan,” jelasnya.

Kegiatan yang diikuti sebanyak 77 santri ini mengambil pemateri yang merupakan alumni-alumni Pondok Pesantren yang sudha menyelesaikan pendidikannya di Al Azhar Kairo, Mesir. Mereka adalah Warnadi, Lc, Emri Agus, Lc, serta diperkuat pemahaman tentang kitab kuning oleh direktur Majelis Tafakkuh Fiddin, Insan Adha Hasibuan.(Je)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *