Oleh : Masriwal STM
Istano Basa Pagaruyung sebagai open museum maksudnya adalah sebagai museum terbuka yang dapat dikunjungi setiap saat dan sebagai tempat pusat pengembangan adat adn budaya Minangkabau.
Selain bangunan induk berupa istano, maka dalam lokasin ini juga terdapat bangunan lainnya, seperti tabuah, surau, balai adat bodi chaniago, balai adat koto piliang, pincuran tujuan dan bangunan penjunjang lainnya. Kemudian pada masa mendatang juga akan dibangun museum budaya, ruangan visualisasi adat budaya, gedung pertemuan dan perpustakaan.
Dengan dilengkapinya komplek Istano Basa Pagaruyung dengan berbagai fasilitas, maka tempat ini dapat dijadikan sebagai museum terbuka yang dapat dikunjungi semua orang setiap saat. Tempat ini akan dijadikan pusat pengembangan adat dan budaya Minangkabau. Kemudian juga sebagai tempat diselenggarakannya acara-acara adat dan kebudayaan.
Istano Basa Pagaruyung adalah icon pariwisata Sumatera Barat dan bahkan kebudayaan pariwisata nusantara. Bahkan juga bisa menjadi pintu gerbang bagi wisatawan sebelum mengenal tempat lainnya di Sumatera Barat. Tempat ini dapat dijadikan sebagai pusat pembelajaran, pelatihan, penelitian dan sekaligus sebagai tempat wisata yang bernuansa budaya. Maka harus konsisten dan dapat terus menjaga keutuhannya sebagai situs budaya yang bernilai tinggi.
Istano Basa Pagaruyung juga mempunyai lokasi perkemahan yang cukup luas dengan berbagai fasilitasnya. Lokasi pekemahan itupun terbuka bagi masyarakat untuk memakainya, terutama untuk kegiatan kepramukaan, jambore, perkemahan, permainan dan acara pertemuan lainnya.
Selama ini bumi perkemahan pagaruyung tersebut telah dimanfaatkan oleh berbagai organisasi untuk acara yang sifatnya lokal maupun nasional serta internasional. Salah satu event internasional yang pernah dilaksanakan di bumi perkemahan ini adalah Jambore Budaya Internasional Negara Serumpun Indonesia Malaysia pada 8 sampai 12 Juni 2010.
Jambore ini diikuti oleh seluruh provinsi yang ada di Sumatera dan seluruh negara bagian yang ada di negara Malaysia, dengan peserta mencapai 3000 pramuka atau pengakap. Ini adalah jambore budaya terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Selanjutnya Istano Basa Pagaruyung adalah juga salah satu lokasi tempat penyelenggaraan event internasional Tour De Singkarak, yaitu acara balap sepeda internasional. Sejak tahun 2010-2018, Istano Basa Pagaruyung telah dijadikan sebagai tempat start dan finish balap sepeda internasional.
Pelaksanaan acara finish dan start di Istano Basa Pagaruyung memiliki nilai tersendiri yang lebih terasa nuansa adat dan budayanya. Pada acara itu dilaksanakan prosesi makan bajamba sambil duduk baselo di atas Istano Basa Pagaruyung dengan tata cara adat.
Untuk menjaga kesopanan para pembalap dan officialnya juga dipakaikan kain sarung atau sarawa galembong dan deta sehingga suasana adat terasa sekali. Setelah makan bajamba dilaksanankan pula atraksi seni budaya tradisional Minangkabau di halaman depan Istano Basa Pagaruyung sehingga semua pengunjung merasakan mereka sedang berada di alam Minangkabau.
Sumber : MITA JULIA/ PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2019