Budaya  

Makna Simbolis Ukiran Tupai Managun di Singok (Atap) Museum Istana Basa Pagaruyung

Oelh : Masriwal STM

Ragam hias pada bagian atap Istana Basa Pagaruyung di dominasi oleh ukiran di bidang yang kecil. Adapun nama jenis motif ragam hias yang terdapat dalam bagian singok (atap) salah satunya adalah Tupai Managun.

Sebuah motif ukiran Tupai Managun (Tupai Tertegun) yang diambil dari Istana Basa Pagaruyung. Simbol dari tupai tertegun itu dapat dilihat pada bagian luar dan dalam jajaran genjang.

Perhatikanlah pengulangan bentuk-bentuk garis lengkung setengah lingkaran yang disambung dengan garis lengkung berlawanan sebagai ekor dari tupai yang membanting karena tertegun. Frame dari unit motif ukiran ini adalah motif dengan pinggiran belahan ketupat.  Adapun stuktur dan komponen pada ragam hias tersebut terdiri dari gagang, buah, bunga, daun, sapieh/serpih dan simbol dari ekor tupai.

Tupai managun ini digambarkan  secara horizontal. Seharusnya posisi bagan ini vertikal. Digambar begini supaya terlihat seperti bentuk tupai. Di atas telah ada dua buah motif tupai managun.

Secara sepintas terlihat kecenderungan adanya hasrat si juru ukir hendak menampilkan kerangka gerak dari seekor tupai yang sedang tertegun. Dari bentuk tunggal inilah pola tersebut disusun secara simetri sepanjang bidang ukirnya. Jadi motif-motif yang berada dalam tatapaduan pilin ganda ini terdapat pada semua rumah adar yang berukir.

“Tupai managun namonyo ukia Ukia diradai nan di tapi  Latak di ateh tampek nan tinggi  Di ujuang paran nan di singok  Dakek calekak padang basentak  Ukia di Luak Tanah Data  Turun ka Alam Minangkabau”

Tupai adalah hewan yang melengkapi lingkungan hidup manusia dengan segala rugi laba yang diberikan kepada manusia. Kerugian yang diberikan kepada kehidupan manusia adalah kehadirannya dapat merupakan hama terhadap tumbuhan yang diperlukan manusia bagi kehidupan, karena ia dapat menghancurkan buah kelapa dan buah-buah lainnya.

Keuntungan yang diberikannya kepada manusia, bila jumlahnya tidak terlalu banyak, maka dia turut menjaga kelestarian lingkungan hidup manusia. Keuntungan lain lagi yang dipetik manusia atas kehadirannya adalah sumber ilham yang diserap oleh manusia, baik bagi ahli adat maupun bagi seniman, dari sifatsifatnya, bentuk dan gerak-geriknya.

Sifat dan gerak-geriknya yang lincah itu tidak luput dari pengamatan manusia Minangkabau sehingga manimbulkan suatu identifikasi terhadap kependekaran seseorang seperti tercermin dalam petatah petitih “Sepandai-pandai tupai melompat sesekali terjatuh juga. Sepandai-pandai pendekar bersilat sekalisekali terpeleset juga.

” Identifikasi ini tidak lain dari dasar ajaran dan alam pikiran Minangkabau yang berbunyi alam terkembang jadi guru. Hal tersebut dapat memungkinkan timbulnya suatu imaji yang  diwujudkan dalam suatu motif ukir seperti Tupai Managun (Tupai Tertegun) ini.

Wujud visual (plastis) dari tupai itu tidak disalin secara tampak nyata, melainkan dalam simbol (tanda) garis-garis lengkung yang hendak menggambarkan gerak-gerik tersebut. Pola atau tatapaduan motif ini dapat dilihat pada bagian atas.

Sumber : Khairuzzaky1*  Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara 14430, Indonesia 

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *