Budaya  

Museum Istano Basa Pagaruyung Punya Sejarah

Oleh : Masriwal STM

Istano Basa Pagaruyung berlokasi di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, adalah bangunan rumah tempat tinggal raja sekaligus tempat raja menjalankan pemerintahan.

Berbentuk rumah gadang yang dibuat khusus dengan mempedomani istana yang pernah ada sebelumnya. Komplek Istano Basa Pagaruyung yang mulai dibangun pada tanggal 27 Desember 1976 ini adalah nama duplikat (tempat tinggal) keluarga 59 Dokumentasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar,


Kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi pusat kerajaan Minangkabau pada masanya, konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah kebanyakan. Istano Basa Pagaruyung kembali terbakar pada hari selasa tanggal 27 Februari 2007 sekitar pukul 19.10 Wib malam.

Kebakaran itu disebabkan oleh sambaran petir yang sangat kuat pada gonjong paling barat yang merupakan salah satu dari dua gonjong yang paling tinggi, dengan ketinggian +30 meter. Benda-benda berharga yang terdapat di atas Istano Basa Pagaruyung sebagian dapat diselamatkan, baik berupa benda-benda kuno, pelaminan, keramik, buku-buku dan lain sebagainya.

Pembangunan kembali Istano basa Pagaruyung pasca kebakaran, dimulai dengan prosesi adat Batagak Tongak Tuo pada tanggal 8 Juli 2007 yang dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Sedangkan kegiatan prosesi adat Batagak Tonggak Tuo Pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung juga dilaksanakan berbagai kegiatan seperti Batagak Tonggak Tuo pada pembangunan Istano pada tanggal 27 Desember 1976, seperti Berkaul, Tolak Bala, berzikir dan memotong kerbau.

Disamping itu juga dilakukan penjemputan Tonggak Tuo ke Nagari Pariangan dalam tatanan adat masyarakat Minangkabau yang diikuti oleh seluruh unsur masyarakat Minangkabau, para perantau dan unsur pimpinan ditingkat daerah dan nasional.

Kini Istano Basa Pagaruyung merupakan objek wisata primadona di Kabupaten Tanah Datar khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya. Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 3 (tiga) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong.

Dilihat dari segi arsitekturnya bangunan Istano Basa Pagaruyung mempunyai ciri-ciri khas dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau. Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan Surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih dan Pincuran Tujuah.

Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Objek Wisata Istano Basa Pagaruyung, sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda 2 (dua), kendaraan roda 4 (empat) serta kendaraan tradisional “bendi” yang terdapat di kota Batusangkar.

Istano Basa Pagaruyung dapat ditempuh melalui: kota padang via kubu kerambil +105km, kota bukittinggi via simpang baso +35km, melalui pintu gerbang simpang piladang berbatasan dengan wilayah kabupaten 50 kota berjarak +45km.

Sumber : MITA JULIA/ PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2019

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *