Budaya  

Rahasia Yang Ada Dalam Ragam Hias Ukiran Tradisional Pada Museum Istano Basa Pagaruyung

Oleh : Masriwal STM
Tentang dunia seni rupa beserta segala aspeknya selalu sangat menarik, karena tidak akan ada habisnya untuk diteliti bahkan akan mengundang rasa keingintahuan untuk semakin didalami rahasia yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah seni budaya. Sebagian kecil dari hasil kegiatan seni budaya yang masih ada di tengah-tengah ruang lingkup kesenirupaan tradisional yaitu ragam hias.

Di dalam kehidupan jenis-jenis ragam hias pada dasarnya sudah demikian akrab hubungannya dengan masyarakat. Eratnya kaitan kedua aspek itu diciptakan oleh seniman atau ahlinya pada semenjak
dahulu, sehingga akan sulit rasanya untuk menemukan siapa yang paling awal penciptanya dan yang mengubahnya kemudian. Motif ragam hias berada di tengahtengah kehidupan masyarakat sebagai ruang dan media untuk mengungkapkan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual, yang proses pembuatannya tidak lepas dari pengaruh alam dan lingkungan sekitarnya, serta ditujukan sebagai pelengkap dari rasa estetika.

Di dalam bentuk ragam hias terdapat juga makna simbolik tertentu menurut apa yang berlaku secara konvensional, di lingkungan masyarakat sekitarnya. Bila di teliti lebih lanjut ternyata manusia itu sebenarnya senantiasa selalu diajak untuk memulai sebuah kompetisi, yakni kompetisi antara pemenuhan
kebutuhan hidupnya dengan kemampuan berpikir di dalam usahanya untuk mewujudkan sebuah karya.

Seni rupa tradisi merupakan satu sumber kekayaan bagi kebudayaan materi dan secara nyata memberikan arti bagi kehidupan kebudayaan bangsa kita secara keseluruhan. Dengan pemahaman bahwa ragam hias yang ada di Indonesia sangat banyak maka harus disadari kemungkinan untuk melestarikan dan mengembangkannya, agar tidak memudar di tengah-tengah proses modernisasi dari masyarakat sekitarnya.

Dalam mengembangkan kebudayaan bangsa perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk pemahaman dan pengamalan nilai-nilai budaya daerah yang luhur dan beradab serta menyerap nilai budaya asing yang positif untuk memperkaya budaya bangsa. Di samping itu juga perlu terus ditumbuhkan budaya menghormati dan menghargai budaya bangsa termasuk budaya daerah. Melestarikan warisan budaya merupakan upaya benteng budaya terhadap pengaruh budaya negatif dari luar yang demikian cepat datangnya sebagai akibat arus komunikasi global yang sekarang sedang melanda dunia ini.

Adapun bentuk budaya daerah Propinsi Sumatera Barat dengan suku Minangkabau antara lain dalam bentuk nilai, tradisi, dan peningagalan sejarah baik berupa material maupun non material, yang memberikan corak khas pada budaya daerah Minangkabau. Salah satu bentuk warisan budaya material adalah bermacam “Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau” yang dalam motif ukiran tersebut mencerminkan nilai luhur bangsa, memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional, memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa dan mampu menjadi penggerak bagi perwujudan citacita bangsa.

Ragam hias ukiran Minangkabau ini pada umumnya diterapkan padabangunan seperti rumah gadang atau rumah adat, istana kerajaan, balai adat, masjid, rangkiang, dan lain-lain, baik untuk bidang kecil maupun pada bidang besar. Selain itu juga diterapkan pada beberapa peralatan sehari-hari misalnya pada peralatan
upacara, rumah tangga, alat pertanian, alat permainan dan sebagainya.

Ukiran-ukiran yang digunakan merupakan gambaran keadaan alam sekitar, seperti tumbuhan, binatang, benda, dan manusia. Ukiran tersebut sesuai dengan falsafah hidup suku Minangkabau, alam takambang jadi guru, yang artinya alam terkembang jadi guru. Jika diartikan secara bebas, falsafah hidup tersebut menunjukkan bahwa alam merupakan medium pengajaran yang penting bagi suku Minangkabau. Jika
dilihat dari segi fungsional, motif ragam hias ukiran tidak hanya memiliki fungsi sebagai penghias, melainkan juga sebagai pengungkapan jiwa seni seseorang dan sebagai media pendidikan terhadap anak
kemenakan.

Azrial (1995:8) dalam bukunya “Keterampilan Tradisional Minangkabau” mengemukakan bahwa ukiran tradisional Minangkabau adalah gambaran ragam hias timbul, yang tercipta dari kreasi seni orang
Minangkabau dengan jalan mengorek bagian tertentu dari permukaan sebuah benda, sehingga membentuk suatu kesatuan ragam hias yang indah dan harmoni, yang biasanya juga mengandung makna tertentu.
Ragam hias ukiran tradisional yang digunakan dalam Rumah Gadang Minangkabau bervariasi jumlahnya
tergantung kedudukannya dalam suku. Masing-masing jenis ukiran mengandung makna tersendiri yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Minangkabau.

Secara keseluruhan, makna yang terkandung merupakan pedoman bagi masyarakat suku Minangkabau dalam menjalankan kehidupan. Makna ukiran tersebut bahkan dikuatkan dengan penggunaan ungkapan atau kata-kata adat. Salah satu Rumah Gadang yang terkenal mewah dan megah dari dulu hingga sekarang adalah Istano Basa Pagaruyung atau lebih sering dikenal dengan Istana Pagaruyung yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batusangkar, kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Sumber : Khairuzzaky Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara 14430, Indonesia

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *